8 Des 2008

Urgensi Dakwah Kampus

Dakwah Kampus merupakan salah satu bagian dari dakwah secara umum. Dakwah kampus mengkhususnya dirinya untuk bergerak dalam sebuah miniatur masyarakat kecil yang bernama masyarakat kampus. Oleh karena itu dalam menjalankan roda dakwahnya, Dakwah Kampus memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan dakwah di wilayah lain. Dengan kata lain, pola Dakwah Kampus tentu akan berbeda dengan pola di Dakwah Remaja Masjid, atau pada Dakwah di Perkantoran, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebelum kita lebih jauh membicarakan mengenai bagaimana rincian pola dan strategi dakwah kampus, maka perlu kita pahami dahulu apa definisi dasar dari Dakwah Kampus.

Definisi Dakwah Kampus

Dakwah Kampus adalah dakwah ammah harokatudz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah yang sifatnya terbuka, berorientasi kepada rekrutmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika yang dimaksud di sini adalah para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus (rektorat), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk dapat mengejewantahkan dakwah ammah harokatudz dzahirah tersebut, maka prinsip 'legal', 'formal', dan 'wajar' dalam kacamata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Dakwah Kampus. Salah satu derivasi dari hal ini, maka biasanya sebuah lembaga dakwah kampus perlu membuat AD/ART sebagai bagian dari bentuk legalisasi organisasi dakwah kampus di sebuah perguruan tinggi.

Untuk menjalankan roda Dakwah Kampus, maka dibutuhkan personil-personil, yaitu Aktivis Dakwah Kampus (ADK). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan.

Sebagaimana telah diungkapkan di atas, dalam pergerakannya dakwah kampus memiliki medan tersendiri. Medan pergerakan dakwah kampus adalah area di mana dakwah kampus mengaktualisasikan diri. Medan Dakwah Kampus yaitu lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap dakwah kampus, meliputi manusia-manusianya (para civitas akademika, pejabat dan pegawai kampus, alumni), sarana-sarananya (lembaga kemahasiswaan, institusi perguruan tinggi, institusi pemerintah terkait, institusi kerjasama antar perguruan tinggi), dan aturan main yang berlaku (peraturan perundangan terkait, kurikulum dan sistem administrasi perguruan tingggi), serta sarana dan prasarana kampus.

Dan yang terakhir dalam kajian ini adalah tujuan Dakwah Kampus, terakhir dan sangat penting. Karena tujuan dakwah kampus harus selalu menjadi satu hal yang terus diingat oleh para ADK, agar mereka tahu ke mana arah dakwah kampus berjalan.

Tujuan Dakwah Kampus

Tujuan utama dari Dakwah kampus adalah adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat Islami. Derivasi dari hal ini maka peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan - untuk menghasilkan alumni-alumni yang berafiliasi kepada Islam - menjadi sangat penting. Derivasi lainnya, lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap menjadi lembaga dakwah kampus yang matang, agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan untuk dapat mengusung perubahan. Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu kajian tersendiri.

Sasaran Dakwah Kampus

Untuk mencapai tujuan di atas, ada beberapa sasaran antara yang harus dicapai terlebih dahulu. Sasaran tersebut antara lain:

1. Terbentuknya bi’ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.

2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.

3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.

4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut.

Demikian kajian singkat mengenai definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Semoga dapat menjaga orisinalitas dakwah kampus di tengah-tengah proses perubahan yang semakin cepat.

15 Nov 2008

Apa sih hujan asam itu?

Di mana terjadinya?

Hujan asam sering kali ditemukan di negara-negara industri. Contohnya di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Begitu juga negara-negara di Eropa. Hal ini tidaklah mengherankan. Di sana banyak ditemukan berbagai industri yang memakai batubara. Kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar minyak juga sangat banyak.

Namun ternyata kini hujan asam tidak hanya ditemukan di negara industri. Di negara kita juga bisa terjadi lho. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya adalah sebagian contohnya.

Dan yang lebih mengerikan lagi, hujan asam bisa juga terjadi di daerah pedesaan dan pegunungan. Waduh, mengapa bisa demikian? Satu penyebabnya adalah angin. Ya, seperti kalian ketahui, angin bisa membawa awan berkelana ke tempat yang jauh.

Saat angin bertiup, awan yang terbentuk di atas perkotaan atau daerah industri akan dibawa ke berbagai tempat. Bila awan yang kotor akibat polusi ini sampai ke daerah pegunungan, maka akan terjadilah hujan asam di tempat itu.

Ada surat dari sahabat kita di tahun 2070 ?
Klik disini : Surat dari sahabat

Profil Kader Dakwah 2009

PKS-Jaksel: Dalam buku “Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera 2009” yang
disusun oleh Tim Kaderisasi DPP PKS, dipaparkan secara jelas tentang
kapasitas internal dan eksternal yang idealnya dimiliki oleh setiap kader
Partai Keadilan Sejahtera.

Kapasitas Internal meliputi Kokoh & Mandiri, Dinamis & Kreatif, Spesialis
& Berwawasan Global, sedangkan Kapasitas Ekternal meliputi Murabbi
Produktif, Beramal Jama’I, Pelopor Perubahan, Ketokohan Sosial.

Setiap kapasitas yang dipaparkan dapat diringkas sebagai berikut:

1. Kokoh dan Mandiri

Kokoh
a. Kokoh ma’nawiyah:
1. Ikhlas dalam berdakwah
2. Senantiasa memurnikan akidah dari bid’ah dan khufarat
3. Qiyamullail minimal 3 kali setiap pekan
4. Puasa sunnah minimal 3 kali setiap bulan
5. Tilawah minimal 1 juz setiap hari
6. Membaca ma’tsurat pagi dan sore setiap hari
7. Tadabbur Al Qur’an minimal satu ayat dalam sehari
8. Sabar dalam menghadapi ujian hidup dan dakwah
9. Senantiasa tawakal kepada Allah dalan setiap situasi dan kondisi
10. Senantiasa berdzikir

b. Kokoh Fikriyah:
1. Menguasai mawad tarbawiyah dengan baik
2. Mampu memahami tafsir dan ulumul Qur’an sesuai dengan madah tarbiyah
3. Mampu memahami hadist dan ulumul Hadist sesuai dengan madah tarbiyah
4. Mampu berbahasa Arab dan Inggris
5. Memiliki wawasan tentang gerakan-gerakan destruktif dan gerakan-gerakan dakwah yang lain
6. Memiliki wawasan global

c. Kokoh Da’awiah:
1. Berpartisipasi dalam rekruting hizbi dan tajnid ikhwani
2. Aktif melakukan dakwah fardiyah di lingkungan keluarga dan lingkungan sosial
3. Menjaga nilai-nilai da’awiah dalam keluarga
4. Memiliki skill rekayasa da’awi
5. Mampu membangun jaringan sosial dengan tokoh-tokoh sentral
6. Istiqomah di jalan dakwah

d. Kokoh Jasadiyah:
1. Menjaga performance/ penampilan
2. Berolahraga minimal 20 menit setiap hari
3. Melakukan general check-up minimal sekali setiap tahun
4. Menjaga kebersihan
5. Mengikuti pola hidup sehat dalam mengkonsumsi makanan dan minuman

Mandiri
Yang dimaksud dengan mandiri disini adalah kemampuan seorang kader
melakukan pengembangan diri dan pembelajaran secara mandiri (ta’allum
dzaati) dan kemandirian mandiri dalam dimensi maaliah(keuangan) .
1. Bekerja dan berpenghasilan
2. Mendirikan badan usaha meskipun kecil
3. Melakukan investasi
4. Gemar menabung

2. Dinamis dan Kreatif

Yaitu yakin dan berusaha untuk menemukan cara-cara baru yang lebih baik
untuk mengerjakan apa saja.

a. Aspek kecerdasan emosional:
1. Hasrat; untuk mengubah hal-hal di sekelilingnya menjadi lebih baik
2. Kepekaan; bersikap terbuka dan tanggap terhadap sesuatu
3. Minat; untuk menggali lebih dalam dari yang tampak di permukaan
4. Rasa ingin tahu; semangat yang tak pernah berhenti untuk mempertanyakan
5. Mendalam dalam berpikir; sikap yang mengarahkan untuk pemahaman lebih mendalam
6. Konsentrasi; mampu menekuni suatu permasalahan hingga menguasai seluruh bagiannya
7. Optimisme; memiliki rasa antusias (kegairahan) ketika memecahkan suatu masalah
8. Tertantang oleh kemajemukan; tertarik pada situasi dan masalah yang rumit dan kompleks
9. Bersifat menghargai; menghargai kritik, bimbingan orang lain, juga menghargai kemampuan dan bakat sendiri
10. Tidak mudah puas; selalu ingin menguji jawaban dan alternatif yang telah dibuat, selalu ingin mencari yang baru dan yang lebih baik, ingin selalu mencari terobosan untuk efektivitas dan efisiensi
11. Siap mencoba dan melaksanakan; bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk mencari dan mengembangkan suatu metode
12. Kesabaran; ketahanan mental dalam memecahkan masalah
13. Mampu bekerjasama; sanggup berpikir secara produktif bersama orang lain
14. Menghargai humor; mempunyai “a good sense of humor”

b. Aspek kecerdasan intelektual:
1. Berpikir lancar; mengajukan banyak pertanyaan, jawaban dan gagasan
2. Berpikir luwes; menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang
berangkat dari fleksibilitas konsep dan sudut pandang yang berbeda
3. Berpikir orisinal; mampu melahirkan ungkapan, gagasan baru yang unik, yang tidak lazim dipikirkan orang
4. Mengevaluasi; kemampuan membuat patokan penilaian dan mampu mengambil keputusan pada situasi yang ada
5. Kritis; kemampuan untuk mempertanyakan berbagai hal dari sudut pandang
6. Imajinatif; membayangkan berbagai hal yang belum pernah terjadi atau belum terpikirkan sebelumnya.
7. Mendeteksi; mempelajari serta merasakan berbagai kejanggalan yang terjadi
8. Melakukan verifikasi atau pengelompokan; memilah-milah kejanggalan- kejanggalan berdasarkan jenisnya.
9. Melakukan analisis; menguraikan sebab-sebab atau segala sesuatu yang berkenaan dengan kejanggalan- kejanggalan yang ditemukan
10. Melakukan sintesis; kemampuan menghubungkan berbagai hal atau kemungkinan sebahgai langkah lanjut dari analisis

3. Spesialis dan Berwawasan Global

Yaitu diharapkan Al Akh yang terbentuk memiliki karakteristik sbb:
a. Memiliki spesialisasi berupa keahlian atau ketrampilan pada bidang tertentu
b. Dengan modal wawasan yang global, dapat menjadi spesialisasi di bidang lainnya jika memang itu dibutuhkan
c. Memahami prinsip-prinsip cabang ilmu yang bukan menjadi spesialisasinya
d. Mencermati perkembangan informasi dunia kontemporer

Indikator:
1. Mengetahui spesialisasi apa yang perlu dikembangkannya
2. Lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengembangkan spesialisasi yang dimilikinya
3. Mampu menganalisa dan menjelaskan kepada orang lain hal-hal yang terkait dengan spesialisasinya
4. Berupaya dengan sungguh-sungguh untuk melanjutkan pendidikan formal sesuai dengan spesialisasinya
5. Minimal pernah menghasilkan dua buah karya (ide/produk) yang terkait dengan spesialisasinya dan pernah dipublikasikan kepada umum
6. Bekerja untuk amal jama’i sesuai dengan spesialisasinya
7. Menyadari bahwa berkarya pada spesialisasinya merupakan bagian dari jihad dan dakwah
8. Meluangkan waktu minimal sepekan sekali 1 jam untuk membaca hal-hal yang tidak terkait dengan spesialisasinya.
9. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip cabang ilmu lain yang bukan merupakan spesialisasinya
10. Mampu menjelaskan pengembangan informasi dunia kontemporer, khususnya di bidang ekonomi, iptek, sosial dan politik
11. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan perjalanan ke luar negeri khususnya ke negara-negara maju
12. Mampu menjelaskan ideologi dan peradaban negara adidaya (AS) dan
minimal dua negara yang sedang berkembang perekonomiannya (misalnya Korsel, Jepang, dll)
13. Berminat minimal 2 spesialisasi lainnya dan menyediakan waktu untuk mempelajarinya
14. Merasa mampu untuk berpindah pada spesialisasi lain, jika hal itu memang dibutuhkan
15. Mampu bekerja sama dengan orang-orang yang bekerja pada spesialisasi yang berbeda

4. Murabbi Produktif

a. Ruhiyah
1. Terjaganya nurani dan perasaan sehingga peka dan ghirah kepada al haq (kebenaran)
2. Obsesif terhadap ketinggian nilai dan resah terhadap kehinaan dan kemunduran
3. Berkemauan kuat untuk mencapai tujuan mulia dalam hidupnya
4. Bersemangat dalam beribadah, rindu dengan keridhaan Allah, dan berkeinginan kuat menjadi mujahid dan syahid fi sabilillah

b. Fikriyah
1. Khibah Tarikhiyyah (pengalaman masa lalu)
2. Kemampuan melihat realitas masa kini yang ada di sekelilingnya dengan cermat dan tepat
3. Kemampuan memprediksi masa depan (tawaqquat)
4. Kemampuan mengolah pengalaman masa lalu, dihubungkan dengan realitas masa kini untuk mempersiapkan masa depan
5. Kemampuan memberikan treatment dan solusi kepada orang lain
6. Kemampuan memberi kritik dan saran secara proporsional dan mengenai sasaran
7. Kemampuan mengurai dan menganalisa masalah
8. Kemampuan inovatif dan menemukan alternatif

c. Sulukiyyah
1. Shidq
2. Amanah
3. Sabar
4. Layyin dan marin
5. Al Mahabbah
6. Tawadhu’
7. Mampu bekerja dan berpenghasilan
8. Bersemangat dan dinamis dalam beramal
9. Muhajadatunnafsi was syaitan

Bekal tsaqafah murabbi:
a. Tsaqafah dinniyah ‘amah (pengetahuan agama yang umum)
b. Tsaqafah Islamiyyah khashsah (pengetahuan Islam yang khusus)
c. Tsaqafah ‘ammah (wawasan umum)

Aspek amal yang menunjukkan keterlibatan murabbi dengan kehidupan nyata
mencakup:

- Amal da’awiy
Yakni hikmah (tepat sasaran) dalam menyampaikan ilmu dan kebenaran, dengan kalimar yang mampu menggerakkan hati dan berdialog dengan cara yang lebih baik dari cara orang yang sedang dihadapi.

- Amal harakiy
Ditunjukkan dengan pergaulan sosial, komunikasi sosial, mempengaruhi massa, menggiring kepada al haq, berkorban dalam dakwah, mengorganisir dan mengarahkan potensi sehingga bermanfaat bagi dakwah, merahasiakan hal-hal yang harus dirahasiakan.

- Amal Qiyadiy
Yaitu dengan berpenampilan baik yang mencerminkan performa dan citranya, disiplin dan seimbang dalam segala hal, memberikan teladan yang baik dalam skala pribadi dan sosial, mewariskan kemampuan dakwah, haraqah, dan tarbiyah pada generasi berikutnya, tidak diktator dan serius&tuntas dalam
melakukan pekerjaan.

5. Beramal Jama’i

Amal jama’i yang dimaksud adalah kegiatan dakwah yang dilakukan secara
kolektif dimana anggotanya berkerja secara sinergi sehingga terbentuk tim
yang tangguh untuk mencapai tujuan dakwah bersama.

Indikatornya:
1. Meyakini hasil kerja bersama lebih baik dari hasil kerja sendirian
2. Meyakini proses kerja bersa lebih menguntungkan dari hasil kerja sendirian
3. Mengetahui tujuan bersama
4. Bersedia untuk sukses bersama
5. Memberikan kontribusi kerja pada kelompok
6. Mencintai anggota kelompok karena Allah
7. Menerima kekurangan kader lainnya
8. Menerima hasil kerja bersama
9. Membuka diri untuk diberikan dan memberikan masukan
10. Bersedia membantu kader lain untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencapai tujuan bersama
11. Tidak menyalahkan diri ketika menjadi penyebab ketidaksuksesan dalam kerja kelompok
12. Mengevaluasi kerja bersama

6. Pelopor Perubahan

Yang dimaksud adalah sikap mental yang ofensif, senantiasa berada di garda
terdepan dalam merespon setiap perubahan positif yang terjadi di
masyarakat serta berusaha meminimalisir kejumudan, status quo dan
perubahan negatif.

Indikatornya:
1. Sensivitas terhadap perubahan yang terjadi
2. Sikap emphati terhadap problematika masyarakat
3. Menjadi leader dalam menyelesaikkan problematika masyarakat
4. Berani tampil dalam kebenaran dan berani mengambil keputusan
5. Bersungguh-sungguh dan serius dalam bekerja
6. Komunikasi yang baik
7. Menjadikan masyarakat mau bergaul dengan kita, berkonsultasi kepada kita dan bergerak bersama kita
8. Murah dalam muamalat maliyah
9. Bersabar atas perbuatan buruk orang lain

7. Ketokohan Sosial

Yang dimaksud adalah pribadi atau individu yang jujur dan kredibel baiksecara moral maupun intelektual, sehingga dirinya menjadi rujukan publikdan menjadi tumpuan masyarakat untuk dimintakan saran dan solusi atas permasalahan mereka. Ketokohan sosial dapat ditumbuhkan oleh faktor
keilmuan, ekonomi, politik, dan genelogis (nasab).

Indikatornya:
1. Memiliki keluwesan sikap dalam bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat luas
2. mempunyai kesiapan dan kemampuan beradaptasi dan komunikasi kultural, sepanjang tdk menyalahi syar’i
3. Menunjukkan sikap yang tawadhu, ramah, murah senyum dan ringan bertegur sapa dengan orang lain
4. Memahami dan menghargai perbedaan pendapat dan pandangan baik yang terikat dengan masalah furuiyyah-khilafiya h atau permasalahan lainnya yang tidak menyalahi syar’i
5. Menjadi perekat umat dan masyarakat dengan membedakan latar belakang pendidikan, harakah, suku atau ormas keislaman
6. Bersikap moderat dalam pikiran dan pandangannya tentang Islam, tidak ekstrim dan ashabiah dan menguasai fiqhudda’wah dan fiqhul muwazanah dengan baik
7. Memiliki kesabaran dan ketegaran dalam menghadapi ujian dan cobaan dalam masyarakat
8. Menunjukkan keperduliannya kepada masyarakat melalui santunan, fasilitator pembangunan, advokasi, pendidikan dan penyuluhan
9. Bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat lainnya, berusaha mencari titik temu dan menciptakan sinergi dalam membangun lingkungan dan mengembangkan dakwah
10. Memiliki kemampuan khitabah, tabligh dan ta’lim dengan uslub dan pendekatan yang disesuaikan dengan background audiens.

Sekilas Tentang NII

Menghindari Kerusakan Lebih Diutamakan Daripada Mengambil Kemaslahatan

Saat ini NII bergerak secara “UnderGround”, sebuah gerakan bawah tanah walaupun sebenarnya Inteligenpun sudah mengetahui keberadaannya.
Dan saat ini pula pemerintahan di Indonesia sudah berdiri walaupun dengan mengorbankan ribuan muslim yang dianggap “pemberontak”, dan sangat pantas jika sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem kufur…menolak sistem syariat yang ditawarkan (diwajibkan-pen) Allah kepada makhlukNya.
Yang jadi permasalahan sekarang adalah, “Apakah perjuangan NII perlu dilanjutkan?”.
Tentu warga NII akan menjawab,”Harus dilanjutkan!”.
Sekarang coba kita lihat kembali kaidah “Menghindari Kerusakan Lebih Diutamakan Daripada Mengambil Kemaslahatan”, lalu kita renungkan dan menatap kedepan jika perjuangan NII diteruskan…

- Pertempuran diantara sesama umat muslim
- Berkurangnya ukhuwah islamiyah
- Kerusakan lingkungan dan sebuah kesia-siaan
- Image/Citra Islam yang semakin rusak


Saudaraku warga NII, untuk saat ini da’wah NII bukanlah da’wah yang tepat karena akan menimbulkan kerusakan yang besar bagi umat muslim Indonesia… Jika diteruskan, maka akan sangat mungkin terjadi “perang Jamal” atau “perang shiffin” di Indonesia. Saya yakin sudah banyak yang mengetahui kisah perang Jamal antara Khalifah Imam Ali kw dengan Ummul Mukminun Aisyah ra yang merenggut banyak korban jiwa diantara muslim sendiri.
Jadi, saya menghimbau untuk warga NII agar mengalihkan metode da’wahnya sehingga bisa menghindarkan kerugian dan kerusakan dalam umat Islam sendiri. Berda’wah dengan ahsan, tidak merugikan dimasa mendatang…

Untuk Lebih jelasnya coba klik link di bawah ini..

31 Okt 2008

Laki –Laki dan PKS

Fitrahnya laki-laki sukanya PKS (Perempuan Kerudungan & sholehah).
Perempuan sukanya PKS (Pria Kaya & Sholeh)
Udah nikah harapannya PKS (Pastikan Keluarga Sakinah)
Punya anak harapannya PKS (Pintar Kreatif & Sholeh)
Udah tua pengennya PKS (Punya Keturunan Sukses)
Di akhirat harapannya PKS (Pertemuan Kembali di Surga)
Pastikan kamu suka PKS (Partai Kite Semua) soalnye bener-bener PKS (Partai Kreatif Sekali)
Ujung-ujungna mah kampanye geuningan...